Asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) yaitu pemberian asuhan
kebidanan sejak nifas, bayi baru lahir hingga memutuskan menggunakan KB. Ini
bertujuan sebagai upaya untuk membantu memantau dan mendeteksi adanya
kemungkinan timbulnya komplikasi yang menyertai ibu dan bayi dari masa nifas
sampai ibu menggunakan KB. Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care)
dan melakukan dokumentasi SOAP pada ibu massa nifas dan KB dengan
menggunakan menejemen kebidanan.
Metode yang digunakan penulis adalah asuhan kebidanan berkelanjutan
(continuity of care) pada Ny. “S” P
20012
dilakukan pada tanggal 11 April 2019
sampai dengan 25 Mei 2019 di RSI SAKINAH MOJOKERTO dan dilanjutkan
melalui kunjungan rumah Ny. “S” si Seduri Mojosari. Asuhan kebidanan yang
diberikan pada Ny. “S” berlangsung ± 6 minggu dari masa nifas, bayi baru lahir
sampai KB dengan frekuensi kunjungan nifas sebanyak 4 kali, bayi baru lahir 3
kali, serta KB sebanyak 2 kali. Pada asuhan kebidanan masa nifas tidak ada
keluhan abnormal. Kunjungan keluarga berencana dilakukan 2 kali, pada
kunjungan kedua ibu telah memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan
setelah diberikan konseling mengenai kelebihan dan kekurangan serta efek
samping metode KB.
Hasil asuhan kebidanan menunjukkan bahwa Ny.“S” pada asuhan kebidanan
masa nifas kunjungan pertama sampai keempat didapatkan bahwa keadaan ibu
baik, hasil pemeriksaan normal tidak ditemukan tanda bahaya masa nifas. Namun,
pada minggu pertama didapatkan ibu masih merasakan nyeri pada perut bekas
operasi serta ditemukan puting susu ibu sebelah kanan sedikit lecet. Penulis
menganjurkan Ny. “S” untuk miring kanan dan miring kiri, menganjurkan
mengkonsumsi obat yang sudah diberikan untuk mengurangi rasa nyeri,
menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan dengan menu gizi seimbang serta
tidak berpantang, memperbanyak mengkonsumsi air putih kurang lebih 3 liter
perhari untuk memperbanyak produksi ASI dan mempercepat penyembuhan luka.
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir kunjungan pertama sampai kunjungan
ketiga, bayi dalam keadaan baik tidak ditemukan tanda bahaya pada bayi baru
lahir ataupun penyulit lainnya. Pada kunjungan kedua bayi diberikan susu formula menurut Ny S bayinya menyusu sangat kuat sehingga diberikan susu formula,
akan tetapi bayinya tidak mau diberikan susu formula. Penulis memotivasi Ny.
“S” untuk tetap menyusui bayinya dan memberikan saran untuk pemerahan ASI
beserta pemyimpanan ASI. Asuhan kebidanan pada keluarga berencana
kunjungan pertama penulis menjelaskan macam-macam KB, keuntungan dan
kerugiaan beserta efek sampingnya. Kunjungan kedua ibu sudah memutuskan
untuk menggunakan KB suntik 3 bulan.
Asuhan kebidanan berkelanjutan (continuity of care) yang telah dilakukan
pada Ny. “S” saat masa nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana didapatkan
hasil pemeriksaan dalam batas normal dan tidak ada penyulit yang menyertai.
Diharapkan profesi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan
(continuity of care) selanjutnya selalu menerapkan manajemen kebidanan,
mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dalam memberikan asuahan
sesuai standar pelayanan kebidanan