Salah satu permasalahan penderita Tuberkulosis paru yang masih menjadi prioritas utama dari berbagai
masalah keperawatan lain yang mungkin muncul adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas dengan hampir
58% pasien akan mengalaminya. Masalah dengan gangguan sistem pernafasan, oksigen tidak dapat terpenuhi
secara normal didalam tubuh sehingga apabila tubuh mengalami kekurangan oksigen maka akan berdampak
buruk bagi tubuh, salah satunya adalah kematian. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran
tentang pelaksanaan asuhan keperawatan yang ada di lapangan. Metode penelitian yaitu studi kasus. Batasan
istilah pada penelitian ini yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas dan tuberkulosis paru. Partisipan pada
penelitian ini terdiri dari dua pasien tuberkulosis paru perempuan usia dewasa di ruang walisongo RSI Sakinah
Mojokerto dengan kriteria mengalami batuk dan tidak dapat mengeluarkan sputum. Implementasi yang
diberikan sudah disesuaikan dengan rencana asuhan keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
diantaranya adalah memberikan posisi pasien semi fowler, memberikan air hangat ±2500ml, pemberian uap
nebulizer, mencatat kemampuan untuk mengeluarkan secret dan mengkaji pernafasan seperti frekuensi, irama,
dan suara nafas. Hasil evaluasi selama 3x24 jam menunjukkan terdapat penurunan frekuensi batuk dan sesak
sampai dinyatakan sembuh oleh dokter sehingga tidak ada komplikasi dalam proses penyembuhan. Keseluruhan
intervensi yang dilakukan, pemberian posisi semi fowler dan nebulizer adalah tindakan yang dapat mempercepat
bersihan jalan nafas kembali efektif sehingga diharapkan pada pelaksaannya dilakukan dengan tepat dan benar
sesuai dengan prosedur.