Stres yang emosional cenderung mengakibatkan timbulnya penyakit hipertensi. Stres dapat
meningkatkan tekanan darah ketika timbul rasa takut, gugup, emosi atau sedang berada dalam tekanan
tertentu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres dengan terjadinya
hipertensi pada lanjut usia Di Dusun Lontar Desa Kebondalem Kecamatan Mojosari Kabupaten
Mojokerto. Desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasinya
seluruh lanjut usia yang berusia 60-74 tahun dengan menderita hipertensi maupun tidak menderita
hipertensi dan tidak mengalami dimensia. Sampel yang digunakan sebanyak 115 responden.
Pengambilan sampel dengan Total Sampling, alat ukur menggunakan Depression Anxiety Stress Scale
42 (DASS 42). Hasil penelitian didapatkan bahwa hampir setengah lanjut usia mengalami stres tingkat
sedang sebanyak 41 responden (35,6%) dan hampir setengah lanjut usia mengalami hipertensi derajat I
sebanyak 40 responden (34,8%). Pada responden yang mengalami stres akan mengalami mudah
marah, sulit untuk relaksasi, sulit istirahat dan sulit untuk sabar. Berdasarkan hasil analisa cross
tabulation bahwa responden yang tidak mengalami stresdidapatkan tekanan darahnya normal sebagian
besar sebanyak 23 responden (62,2%) artinya semakin tidak stres maka semakin normal tekanan darah
responden. Diharapkan dengan mengetahui faktor yang mempengaruhi stress,lanjut usia perlu
meningkatkan manajemen stres dengan cara lanjut usia lebih terbuka untuk menceritakan kepada
orang yang terdekat agar bisa membantu menyelesaikan masalah.