Pola pendidikan di pondok pesantren menyebabkan permasalahan khususnya santri yang berada
dalam proses perkembangan remaja khususnya psikologi dimana santri tidak mampu melaksanakan
tugas yang mengikat. Fenomena tersebut jika tidak ditindaklanjuti maka akan menyebabkan
timbulnya harga diri rendah yang memicu depresi pada santri. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui hubungan harga diri dengan tingkat depresi pada santri SMP. Desain penelitian analitik
korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasinya seluruh santri SMP sebanyak 187 santri
hingga didapatkan sampel sebanyak 38 orang yang diambil dengan purposive sampling. Variabel
independennya harga diri dan variabel dependennya tingkat depresi. Hasil diambil dengan kuesioner
RSES dan BDI. Dilanjutkan dengan uji statistik Spearman’s Rank Test dengan bantuan SPSS versi
21.0. Hasil penelitian menunjukkan p (0,000) < α (0,05), sehingga H
0
ditolak artinya terdapat
hubungan antara harga diri dengan tingkat depresi pada santri SMP, dengan niali r = -0,598 yang
menunjukkan korelasi negatif. Ketidakmampuan santri dalam menerima dirinya sendiri dan
kurangnya pengakuan dari orang lain membuat harga diri seseorang rendah yang nantinya bisa
memicu depresi. Santri diharapkan untuk selalu memandang dirinya secara positif guna meningkatkan
harga dirinya. Para santri juga disarankan bisa menerapkan gaya hidup yang sehat agar tidak memicu
adanya gejala depresi.