Menjadi narapidana adalah stresor kehidupan yang berat bagi pelakunya. Perasaan sedih pada narapidana setelah menerima hukuman serta berbagai hal lainnya seperti rasa bersalah, hilangnya kebebasan, perasaan malu, sangsi ekonomi dan sosial serta kehidupan dalam penjara yang penuh dengan tekanan psikologis dapat menyebabkan depresi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat depresi narapidana penyalahgunaan narkoba selama menjalani hukuman. Desain penelitian ini adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh narapidana penyalahgunaan Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kota Mojokerto pada bulan Februari tahun 2019 sebanyak 161 orang. Teknik sampling penelitian ini adalah simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah narapidana penyalahgunaan Narkoba di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kota Mojokerto pada bulan Februari tahun 2019 sebanyak 114 orang. Instrumen penelitian menggunakan Burns Depression Checklist. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami depresi ringan yaitu sebanyak 58 responden (50,9%), depresi sedang sebanyak 34 responden (29,8%), tidak depresi sebanyak 9 responden (7,9%), normal tetapi tidak bahagia sebanyak 9 orang (7,9%) dan depresi berat sebanyak 4 orang (3,5%). Analisa deskriptif menunjukkan sebagian besar narapidana mengalami depresi ringan. Hal ini disebabkan karena penjara merupakan tempat yang sangat tidak menyenangkan, dimana narapidana dengan berbagai jenis tindakan pidana berkumpul menjadi satu dalam satu ruang lingkup lembaga pemasyarakatan, yang mana narapidana bukan merupakan sekumpulan orang yang selalu dapat berhubungan baik dengan orang lain sehingga menyebabkan tekanan tersendiri bagi narapidana.