Kualitas hidup merupakan persepsi individual mengenai tujuan, harapan, standar dan perhatian terhadap kehidupan dengan dipengaruhi oleh nilai dan budaya pada lingkungan individu tersebut berada. Pada wanita menopause, peran sosial dalam hal ini status bekerja dapat mempengaruhi kualitas hidupnya. Wanita menopause bekerja menunjukkan keluhan gejala menopause yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak bekerja, namun pekerjaan juga dapat memicu peningkatan stres yang dapat menurunkan kualitas hidup. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan status bekerja dengan kualitas hidup wanita menopause di Dusun Pandokan Desa Lajuk Porong Sidoarjo. Desain penelitian analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasinya seluruh wanita menopause sebanyak 82 orang yang diambil secara proportionate stratified random sampling hingga didapatkan sampel sebanyak 68 orang terdiri dari 27 wanita menopause bekerja dan 41 wanita menopause tidak bekerja. Variabel independennya status bekerja dan variabel dependennya kualitas hidup wanita menopause. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner, selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan uji statistik Theta. Hasil penelitian menunjukkan nilai p (0,001) < α (0,05) artinya ada hubungan status bekerja dengan kualitas hidup wanita menopause. Hal ini dikaitkan dengan adanya dukungan sosial yang lebih banyak bagi mereka yang bekerja, status bekerja merupakan stress buffer, wanita menopause bekerja merasa dihargai, mempunyai rasa tanggung jawab dan meningkatkan kepercayaan diri sehingga meningkatkan pula kualitas hidup mereka. Wanita menopause tidak bekerja mengalami kondisi ekonomi yang serba terbatas, mempunyai penyakit kronis yang memperparah gejala menopause yang dialami, sehingga membatasi kepuasan hidup dan menyebabkan kualitas hidupnya rendah.