Gagal Ginjal kronis atau penyakit ginjal tahap akhir merupakan gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel. Salah satu penanganan penyakit ginjal kronik yaitu dengan menjalani hemodialisis. Hemodialisis digunakan bagi klien dengan gagal ginjal akut atau gagal ginjal yang sudah tidak dapat diperbaiki serta ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Terapi hemodialisis akan menimbulkan dampak psikologis dan akan mempengaruhi kesehatan fisik, sosial maupun spiritual. Dampak psikologis yang ditimbulkan meliputi kecemasan, stres, dan depresi. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi tingkat sters, kecemasan, dan depresi di Rumah Sakit Mojokerto. Jenis penelitian ini adalah deskripstif kuantitatif. Metode pengambilan sampel dengan cara Consecutive sampling. Sampel penelitian ini adalah pasien GGK yang menjalani hemodialisis dengan jumlah 120 pasien. Instrumen menggunakan kuesioner DASS 42. Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 9,2% mengalami kecemasan normal; 11,7% kecemasan ringan; 35,8% kecemasan sedang; 35,0% kecemasan berat, 8,3% kecemasan sangat berat; 74,2% stres normal, 15,8% stres ringan, 9,2% stres sedang, 8% stres berat; 42,5% depresi normal, 36,7% depresi ringan, 17,5% depresi sedang, 3,3% depresi berat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami masalah psikologis yang dipengaruhi oleh faktor usia, status pernikahan, pekerjaan, lama menjalani terapi hemodialisa, frekuensi hemodilaisa, pengalaman dan kebutuhan tidur. Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan termasuk dalam health education pada pasien yang menjalani hemodialisis tentang efek dari hemodialisis sehingga dapat menurunkan masalah psikologis dan meningkatkan kualitas hidup pasien.