Anak prasekolah kurang mampu menghadapi perpisahan, akibatnya mereka mengalami sulit tidur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan respon perpisahan akibat hospitalisasi dengan kuantitas tidur anak prasekolah. Desain penelitiannya yaitu cross sectional. Populasinya seluruh anak yang di rawat inap di Ruang Kertawijaya RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto pada 14-26 Mei 2018 berjumlah 34 anak. Didapatkan Sampel sebanyak 30 anak yang diambil dengan metode concecutive sampling. Variabel independennya respon perpisahan akibat hospitalisasi dan variabel dependennya kuantitas tidur anak prasekolah. Data diambil dengan menggunakan observasi untuk respon perpisahan dan kuisioner untuk kuantitas tidur. Hasil penelitian sebagian besar anak mengalami respon perpisahan akibat hospitalisasi fase putus asa sebanyak 53,3% (16 anak) dan hampir seluruh anak kurang dalam memenuhi kuantitas tidurnya 76,7% (23 anak). Selanjutnya dilakukan uji statistik menggunakan uji korelasi spearman dengan bantuan spss versi 16 dengan hasil p (0,000) < α (0,05), sehingga H0 ditolak artinya terdapat hubungan respon perpisahan akibat hospitalisasi dengan kuantitas tidur anak prasekolah. Perubahan lingkungan dari rumah ke rumah sakit, berpisah dan perubahan kondisi fisik membuat hospitalisasi akan menimbulkan respon maladaptif pada anak. Perpisahan akan menyebabkan stress sehingga muncul beberapa keluhan fisiologis yang salah satunya adalah gangguan pemenuhan istirahat tidur. Oleh karena itu keluarga harus membuat anak nyaman salah satunya dengan membawakan mainan kesukaan anak.