Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) merupakan pembesaran progresif pada kelenjar prostat yang sering terjadi pada pria berusia diatas 50 tahun. Benigna Prostatic Hiperplasia (BPH) adalah suatu kondisi yang sering terjadi sebagai hasil dari pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat. Masalah keperawatan utama pada BPH adalah resiko infeksi. Tujuan peneliti untuk melaksanakan asuhan keperawatan dengan masalah resiko infeksi pada pasien post op benigna prostatic hyperplasia (BPH) yang terpasasang kateter di RSU Dr. wahidin sudiro husodo kota mojokerto. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Partisipan yang digunakan adalah 2 klien yang mengalami BPH dengan masalah resiko infeksi di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Penelitian dilakukan selama 3 hari. Hasil penelitian didapatkan data pada klien 1 sudah tidak mengeluhkan nyeri disekitar area genitalia, area genetalia sudah bersih tidak terdapat nyeri tekan, dan pada klien 2 kemerahan dan perih ketika miksi sudah tidak dikeluhkan lagi, tidak terdapat nyeri tekan. Masalah keperawatan yang muncul pada kedua klien dengan resiko infeksi tersebut , setelah dilakukan implementasi mempertahankan sistem kateter steril dengan memberikan perawatan kateter reguler dengan kasa yang dibasahi Nacl, mengobservasi drainase dari luka sekitar kateter suprapubik, mengganti balutan dengan sering/ pembersihan dan pengeringan kulit genetalia setiap pagi, Masalah teratasi dalam 3 hari pada kedua klien. Kerja sama yang baik antara keluarga klien dan petugas kesehatan dapat membantu berjalannya asuhan keperawatan yang optimal.